Koleksi Boneka Kertas Dan Sejarahnya


Sejak kelahiran kertas di Cina pada tahun 105 M, boneka kertas telah menjadi bagian dari upacara dan ritual kuno karena penemuan ini menyebar ke seluruh Asia dan akhirnya ke dunia. Mungkin seni Origami tradisional Jepang yang paling populer yang berasal dari tahun 800 M adalah kesaksian tentang keberadaan boneka kertas yang paling awal. Pada pertengahan abad ke-18, pengrajin di Prancis mulai membuat boneka kertas pertama dan pabrikan terbesar di London saat itu adalah S&J Fuller. Ini adalah lukisan tangan dan menggambarkan orang-orang pada zaman itu. Boneka-boneka itu terutama ditujukan untuk populasi orang dewasa untuk hiburan mereka. Yang pertama Boneka itu disebut "pantins" dalam bahasa Prancis karena mirip dengan boneka yang bisa melompat dan menari karena strukturnya yang bersendi, untuk informasi sejarah lebih lengkapnya di sejarahpedia.

Pada awal 1800-an, perusahaan Amerika pertama yang sebagian besar memproduksi boneka kertas adalah McLoughlin Brothers. Namun pada tahun 1920, bisnis itu kemudian dijual kepada Milton Bradley. Namun, Asia juga memiliki gaya dan proses tersendiri dalam menciptakan seni kertas. Pertama, Indonesia muncul dengan "Wayang Kulit" pada abad ke-19 yang merupakan bentuk teater boneka yang secara kreatif menggunakan cahaya dan bayangan untuk penyajiannya.

Bentuk seni tradisional Indonesia ini melibatkan seni menggunakan karakter dan gambar yang dipotong dari kertas dan kemudian disambung dengan egrang bambu. Ini juga dilukis secara artistik untuk diubah menjadi boneka teater yang akan ditampilkan dalam sebuah drama menggunakan gips bayangan. Kisah-kisah yang biasa di balik lakon-lakon tersebut adalah tentang epos Ramayana dan juga Mahabarata. Biasanya diukir di atas kertas dan kemudian dijiplak ke kayu, figur wayang biasanya memiliki lubang dan ukiran yang rumit yang memberikan efek dramatis selama pembuatan bayangan, untuk informasi sejarah selengkapnya di penelitian sejarah.

Kembali di Eropa dan Amerika, boneka mengambil pendekatan berbeda yang jauh dari tujuan budaya Jawa dan Bali. Puncak popularitas boneka kertas terlihat dari tahun 1930-an hingga 1950-an ketika kreasi ini digunakan di majalah dan surat kabar untuk memasarkan produk rumah tangga, acara televisi, dan film.

Saat ini, seni boneka kertas sangat hidup dengan penambahan efek tiga dimensi modern. Faktanya, beberapa perancang busana dan seniman telah membuat seri boneka kertas mereka sendiri yang sebagian besar menggambarkan karakter modis yang mengenakan pakaian haute couture dan gaun klasik yang elegan. Ada juga karakter kartun yang memiliki garis boneka kertas sendiri seperti karakter The Flintstones dan Strawberry Shortcake. Tentu saja, ini hanya membuktikan bahwa pembuatan dan koleksi boneka kertas akan tetap ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyewa Mobil di Jakarta: Alternatif Transportasi yang Efisien

Manfaat Kursus Bahasa Inggris Online

Wisata Karimun Jawa: Mengenal Budaya Lokal yang Menarik